Thursday, February 2, 2012

Stress - How Aromatherapy can combat its Effects


Unfortunately, in today's fast paced, highly technical world … stress, worry and anxiety are facts of life and we have become accustomed to feeling stressed 24/7! We are a 'Stressed-out Nation' and are dealing with our stress in unhealthy ways!

More than half of working adults are NOW concerned with the amount of stress in their lives; moreover, people experiencing stress are more likely to report hypertension, anxiety, depression or obesity.

We are reacting to both work and family stress by engaging in unhealthy behaviors; comfort eating, making poor diet choices, become very inactive, smoking, excessive drinking (alcohol) and drugs (both prescription and illegal).

Women seem to suffer from stress more often than men; with 73% of women identifying themselves as the primary decision-maker in the household and the caregivers for their children, partner and in some cases parent or parents, each aspect of care brings stress. Unfortunately, too often women do not take the necessary steps to alleviate that stress, and their own physical health suffers.

The bad news is; that your stress can easily turn into distress or chronic tension when stressors are unrelieved and ongoing. Unrelieved chronic stress can lead to a host of undesirable effects, such as;

severe irritability and impatience
sleep disturbances or insomnia
mood swings
crying
inability to focus
serious fatigue
weight gain
excessive worrying
aches and pains
a primary culprit in many diseases

It also takes a physical toll, and can weaken your immune system, cause damage to memory cells, as well as increase risk of headaches including migraines, digestive disorders, high blood pressure and chronic anxiety, basically, 'control your life'! Studies show that the cumulative effects of stress can have serious long-term consequences. In fact, 70% of disease is caused by stress in both the body and mind!

The good news is; just as the name implies, aromatherapy is indeed a therapy that uses aroma for healing and a sense of well being. Aromatherapy, offers you many ways to deal with the stresses you may be experiencing.

Have you ever noticed how the effects of aromas on your mind and emotions can make you feel better about yourself and situation? Aromas can improve your mood, reduce stress, give you more energy, help you relax and even help you to fall asleep more easily.

Imagine yourself walking along a country road and you smell the trees, the fragrant bushes and flowers in bloom. You breathe in deeply to really enjoy and savor the aroma of the country … and suddenly you feel your anxiety melt away. The truth is; that scents can transport you, take you away from your daily stresses.

Aromatherapy -- dates back more than 5000 years and is one of the most readily available forms of healing therapy. You already practice the art of aromatherapy and just don't realize it, for example; when we walk past a bakery, we tend to stop and take a deep breathe in and smell that freshly baked bread, pies or other goodies... Or when you visit a gift shop and you try to isolate the fabulous smells that confront you when you first walk through the door.

Now, if you're like most people, you may often take fragrances for granted; that's because aroma is all around us everyday and every where we go. Aromas may be common place, but you'll have to agree; they greatly enhance life...

Finding a few minutes to relax and re-energize on a daily basis is a necessity these days ~ no longer a luxury… but how many people actually take the time? And of course, a visit to 'The Spa' can be an expensive endeavor, one that happens infrequently, if at all…

Aromatherapy HomeSpa treatments could be the answer you're looking for… With various at HomeSpa treatments using aromatherapy-based products and accessories you can virtually create your own HomeSpa whenever you feel the need. In other words -- "make every day … a day at the spa!"


Read more »

Tuesday, January 10, 2012



Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.)
Sinonim : Agati grandiflora, Desv.
Familia : Papilionaceae


Uraian :
Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan sebagai pohon pelindung, atau ditanam sebagai tanaman pembatas pekarangan. Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200 m dpl. Pohon 'kurus' berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerapkali menggantung. Kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan gabus mudah terkelupas. Di bagian dalam berair dan sedikit berlendir. Percabangan baru keluar setelah tinggi tanaman sekitar 5 m. Berdaun majemuk yang letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm. Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap, dengan 20-40 pasang anak daun yang bertangkai pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi rata, panjang 3-4 cm, lebar 0,8-1,5 cm. Bunganya besar dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya menggantung dengan 2-4 bunga yang bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9 cm. Bila mekar, bunganya berbentuk kupu-kupu. Ada 2 varietas, yang berbunga putih dan berbunga merah. Buah bentuk polong yang menggantung, berbentuk pita dengan sekat antara, panjang 20-55 cm, lebar 7-8 mm. Biji 15-50, letak melintang di dalam polong. Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen, sehingga bisa menyuburkan tanah. Daun, bunga dan polong muda dapat dimakan sebagai sayur atau dipecel. Daun muda setelah dikukus kadang dimakan oleh ibu yang sedang menyusui anaknya untuk menambah produksi asi, walaupun baunya tidak enak dan berlendir. Bunganya gurih dan manis, biasanya bunga berwarna putih yang dikukus dan dimakan sebagai pecel. Daun dan ranting muda juga merupakan makanan ternak yang kaya protein. Turi juga dipakai sebagai pupuk hijau. Daunnya mengandung saponin sehingga dapat digunakan sebagai pengganti sabun setelah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian. Sari kulit batang pohon turi digunakan untuk menguatkan dan mewarnai jala ikan. Kulit batang turi merah kadang dijual dengan nama kayu timor. Turi berbunga merah lebih banyak dipakai dalam pengobatan, karena memang lebih berkhasiat. Mungkin kadar taninnya lebih tinggi, sehingga lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun disentri. Perbanyakan dengan biji atau stek batang. 

Nama Lokal : Turi, toroy, (Jawa). turi (Sumatera). tuli, turi, turing, ulingalo,; suri, gongo gua, kaju jawa (Sulawesi). tuwi, palawu, kalala, gala-gala, tanumu, ghunga, ngganggala (Nusa tenggara). 

Penyakit Yang Dapat Diobati : Sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, keseleo, terpukul, Keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang tenggorokan; Demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, rematik, luka,

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit batang, bunga, daun, akar.

KEGUNAAN:
Kulit batang (terutama bagian pangkalnya):
- Sariawan
- Disentri, diare
- Scabies
- Cacar air
- Demam dengan erupsi kulit

Daun:
- Keseleo
- Memar akibat terpukul (hematoma)
- Luka
- Keputihan (fluor albus)
- Batuk
- Hidung berlendir, sakit kepala
- Memperbanyak produksi ASI
- Beri-beri
- Demam nifas
- Radang tenggorokan

Bunga:
- Memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI
- Hidung berlendir

Akar:
- Pegal linu (rheumatism)
- Batuk berdahak

PEMAKAIAN :
Untuk minum: Kulit batang turi merah bagian pangkal sebesar ibu jari direbus.
Pemakaian luar : Kulit batang secukupnya ditumbuk halus, untuk pemakaian setempat seperti scabies. Daun segar setelah ditumbuk halus, diikatkan pada bagian tubuh yang memar atau keseleo.

CARA PEMAKAIAN :


1. Sariawan
    a. Kulit batang segar secukupnya diremas-remas dalam air, untuk
       kumur-kumur. Lakukan 3 kali sehari.
    b. Kulit batang sebesar ibu jari direbus, minum. Lakukan beberapa
       kali.

2. Sariawan, sakit tenggorokan :
    Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dalam air matang.
    Digunakan untuk kumur-kumur pada tenggorokan (gargle).

3. Radang tenggorokan :
    Segenggam daun turi merah direbus dengan air bersih secukupnya.
    Setelah dingin disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. Lakukan
    kumur-kumur sebanyak 4 kali sehari.

4. Disentri berak darah:
    Kulit batang sebesar ibu jari dari pohon turi yang bunganya merah
    direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, setelah
    dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari.

5. Kuku jari bengkak akibat tersandung atau terpukul:
    Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Taruh diatas
    kuku yang sakit  dan kulit sekitarnya, lalu dibalut. Ganti 2-3 kali
    sehari. Bekukan darah dibawah kuku akan hilang dan sakitnya akan
    berkurang.

6. Keputihan:
    Segenggam daun turi putih dan kunyit sebesar ibu jari dicuci bersih
    lalu digiling halus. Tambahkan 3/4 cangkir air minum, diaduk merata
    lalu diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.

7. Batuk:
    Daun turi merah dan daun inggu masing-masing 1 genggam dicuci
    lalu ditumbuk halus, tambahkan air perasan sebuah jeruk pecel.
    Aduk merata, lalu diperas dan disaring, minum.

8. Batuk berdahak:
    Akar turi sebesar jari telunjuk dicuci bersih lalu digiling halus,
    tambahkan 1/2 cangkir air masak dan 1 sendok madu. Aduk sampai
    merata, lalu diperas dan disaring dengan sepotong kain. Minum.

9. Penambah ASI:
    a. Daun turi yang masih muda dikukus, dimakan sebagai lalab
       matang.
    b. Bunga dari turi putih dimasak, makan.

10. Pegal linu:
     Akar dari pohon turi berbunga merah secukupnya digiling halus,
     tambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur.
     Gosokkan kebagian badan yang sakit.

11. Cacar air, demam dengan erupsi kulit:
     Kulit batang sebesar ibu jari direbus dengan air secukupnya.
     Setelah dingin disaring, minum.

12. Hidung berlendir, sakit kepala:
     Segenggam daun dan bunga digiling halus, tambahkan 1/2 cangkir
     air masak. Aduk merata, lalu diperas dan disaring. Minum.

13. Demam nifas:
     Daun turi 1/3 genggam dicuci bersih lalu digiling sampai halus.
     Tambahkan 3/4 cangkir air minum dan sedikit garam. Diperas dan
     disaring, lalu diminum.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Bunga: Pelembut kulit, pencahar, penyejuk. Kulit batang: Mengurangi rasa sakit (analgetik), penurun panas (anti piretik), pencahar, pengelat (astringen), perangsang muntah, tonik. Daun: Mencairkan gumpalan darah, menghilangkan sakit, pencahar ringan, peluruh kencing (diuretik). KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang: Tanin, egatin, zantoagetin, basorin, resin, calsium oksalat, sulfur, peroksidase, zat warna. Daun: Saponin, tanin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B. Bunga: Kalsium, zat besi, zat gula, vitamin A dan B.

sumber : IPTEK




Read more »

Lengkuas




Lengkuas (Alpinia galanga, Linn., Willd.)
Sinonim : Lenguas galanga, Linn., Stuntz.
Familia : Zingiberaceae



Uraian :
Lengkuas (Lenguas galanga atau Alpinia galanga) sering dipakai oleh kaum wanita dikenal sebagai penyedap masakan. Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-2,5 meter. Lengkuas dapat hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut. Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan vaaritas berimpang umbi merah. Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai penyedap masakan, sedang lengkuas berimpang umbi merah digunakan sebagai obat. Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah-pelepah daun. Daun-daunnya berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian daun. Bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Ketinggian tempat : 1 - 1200 m diatas permukaan laut 2. Curah hujan tahunan : 2500 - 4000 mm/tahun 3. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 7 - 9 bulan 4. Bulan kering (dibawah 60 mm/bulan) : 3 - 5 bulan 5. Suhu udara : 29' C - 25' C. 6. Kelembapan : sedang 7. Penyinaran : tinggi b. Tanah 1. Jenis : latosol merah coklat, andosol, aluvial. 2. Tekstur : lempung berliat, lempung berpasir, lempung merah, lateristik. 3. Drainase : baik 4. Kedalaman air tanah : 50 - 100 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman perakaran : 10 - 30 cm dari permukaan tanah 6. Kesuburan : sedang - tinggi

Nama Lokal : Greater galingale (Inggris), Lengkuas (Indonesia), Laos (Jawa), Laja (Sunda)

Penyakit Yang Dapat Diobati : Reumatik, Sakit Limpa, Gairah seks, Nafsu makan, Bronkhitis, Morbili, Panu.

Pemanfaatan :

1. Reumatik
    a. Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari dan 1 butir telur ayam 
       kampung
       Cara membuat: lengkuas diparut dan diperas untuk diambil airnya, 
       telur ayam kampung mentah dipecah untuk diambil kuningnya, 
       kemudian kedua bahan tersebut dioplos sampai merata.
       Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 

    b. Bahan: 3 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh bubuk
       merica, 1 potong gula merah, dan 2 gelas air santan kelapa
       Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama-sama 
       hingga airnya tinggal 1 gelas
       Cara menggunakan: diminum sedikit demi sedikit selama 1 minggu

2. Sakit Limpa
    Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi 
    temulawak sebesar ibu jari dan 1 genggam daun meniran
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air 
    sampai mendidih
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.

3. Membangkitkan Gairah Seks
    Bahan: 2 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi 
    halia sebesar ibu jari dan 2 buah jeruk nipis, 1 sendok  teh merica, 
    1 sendok teh garam dan 1 ragi tape. 
    Cara membuat: umbi lengkuas dan halia diparut dan diperas untuk 
    diambil airnya, kemudian dioplos dengan bahan-bahan yang lain 
    dengan 0,5 gelas air masak sampai merata.
    Cara menggunakan: diminum.

4. Membangkitkan Nafsu Makan
    a. Bahan: 1 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 buah  mengkudu 
       mentah, 0,5 rimpang kencur sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh 
       bubuk ketumbar, 1 siung bawang putih, 3 mata buah asam jawa 
       yang masak, 1 potong gula merah, jakeling, jalawe dan jarahab.   
       Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 
       sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
       Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 0,5 gelas, pagi dan sore.

    b. Bahan: 1 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 rimpang 
       temulawak sebesar ibu jari, 1 pohon tumbuhan meniran dan sedikit
       adas pulawaras.
       Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air 
       sampai mendidih
       Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari

5. Bronkhitis
    Bahan: rimpang umbi lengkuas, temulawak dan halia (masing-masing 
    2 rimoang) sebesar ibu jari, keningar, 1 genggam daun pecut kuda, 
    0,5 genggam daun iler, daun kayu manis secukupnya.
    Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian 
    direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

6. Morbili
    Bahan: 4 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 sendok teh 
    minyak kayu putih, dan 2 sendok teh minyak gondopura. 
    Cara membuat: umbi lengkuas diparut halus, kemudian dicampur 
    dengan bahan lainnya sampai halus.
    Cara menggunakan: dipakai untuk obat luar.

7. Panu
    a. Bahan: rimpang umbi lengkuas dan kapur sirih secukupnya
       Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
       Cara menggunakan: digosokkan pada bagian yang sakit, pagi dan
       sore.
 
    b. Bahan: rimpang lengkuas dan spirtus
       Cara membuat: rimpang lengkuas dipotong-potong.
       Cara menggunakan: bagian yang sakit digosok-gosok dengan 
       potongan-potongan lengkuas, kemudian diolesi dengan spirtus

Komposisi :
Senyawa kimia yang terdapat pada Lenguas galanga antara lain mengandung minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning.



Read more »

Thursday, December 29, 2011

Ciplukan




Ciplukan (Physalis peruviana, Linn.)
Sinonim : Physalis angulata. Linn. Physalis minina, Linn.
Familia  : Solanaceae


Uraian :
Tumbuhan Ciplukan (Physalis minina) merupakan tumbuhan liar, berupa semak/perdu yang rendah (biasanya tingginya sampai 1 meter) dan mempunyai umur kurang lebih 1 tahun. Tumbuhan ini tumbuh dengan subur di dataran rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas permukaan laut, tersebar di tanah tegalan, sawah-sawah kering, serta dapat ditemukan di hutan-hutan jati. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis. Buah Ciplukan yang muda dilindungi cangkap (kerudung penutup buah).

Nama Lokal :
Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak) Leletokan (Minahasa)

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Sakit paru-paru, Ayan, Borok

Pemanfaatan :



1. Diabetes Mellitus
    Bahan: tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta
    akar-akarnya dan dibersihkan.
    Cara membuat: dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai
    mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring
    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.

2. Sakit paru-paru
    Bahan: tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan
    buahnya).
    Cara membuat: direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan
    disaring.
    Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 gelas.

3. Ayan
    Bahan: 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak.
    Cara menggunakan: dimakan setiap hari secara rutin.

4. Borok
    Bahan: 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih.
    Cara membuat: ditumbuk sampai halus
    Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit.


Komposisi :
Buah Ciplukan mengandung senyawa kimia asam sitrun dan fisalin. Selain itu buah Ciplukan juga mengandung Asam Malat, Alkaloid, Tanin, Kriptoxantin, Vitamin C dan Gula.




Read more »

Petai Cina











Petai Cina (Leucaena leucocephala, Lmk. de wit)
Sinonim : Leucaena glauca, Benth.
Familia  : Mimesaceae


Uraian :
Petai cina (Leucaena leucocephala) adalah tumbuhan yang memiliki batang pohon keras dan berukuran tidak besar. Daunnya majemuk terurai dalam tangkai berbilah ganda. Bunganya yang berjambul warna putih sering disebut cengkaruk. Buahnya mirip dengan buah petai (Parkia speciosa) tetapi ukurannya jauh lebih kecil dan berpenampang lebih tipis. Buah petai cina termasuk buah polong. Petai cina oleh para petani di pedesaan sering ditanam sebagai tanaman pagar, pupuk hijau dan segalanya. Petai cina cocok hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Petai cina di Indonesia hampir musnah setelah terserang hama wereng. Pengembangbiakannya selain dengan penyebaran biji yang sudah tua juga dapat dilakukan dengan cara stek batang.

Nama Lokal :
Petai cina (Indonesia), Kemlandingan, Lamtoro (Jawa); Palanding, Peuteuy selong (Sunda), Kalandingan (Madura)


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Cacingan, Gairah seks, Luka baru dan bengkak, Tluseben (kasura)

Pemanfaatan :


1. Diabetes Melitus
    Bahan:  Biji petai cina yang sudah tua dan kering;
    Cara membuat:  digoreng tanpa minyak dan ditumbuk halus (dibuat
    bubuk). Kemudian ambil 1 sendok dan diseduh dengan air panas
    (seperti membuat kopi).
    Cara Menggunakan:  diminum 1 kali  sehari 1 gelas dan dilakukan
    secara teratur.

2. Cacingan
    Bahan: Biji petai cina yang sudah tua dan kering;
    Cara membuat: digoreng tanpa minyak dan ditumbuk halus (dibuat
    bubuk). Kemudian ambil 1 sendok dan diseduh dengan ½ - 1 gelas
    air panas (seperti membuat kopi).
    Cara Menggunakan:  diminum menjelang tidur malam.


3. Meningkatkan gairah seks
    Bahan:  1 sendok petai cina, 1 sendok bubuk merica hitam, 2 butir
    kuning telur ayam kampung mentah dan 1 sendok madu;
    Cara membuat:  semua Materials tersebut dioplos sampai merata
    Cara Menggunakan:  diminum sekaligus

4. Luka baru dan bengkak
    Bahan:  daun petai cina secukupnya
    Cara membuat:  ditumbuk halus atau dikunyah
    Cara Menggunakan:  ditempelkan pada bagian yang luka / bengkak

5. Tlusuben (benda-benda yang masuk ke dalam daging: kayu, bambu)
    Bahan: daun petai cina yang masih muda dan terasi dapur;
    Cara membuat: daun petai cina ditumbuk halus dan ditambah terasi
    dapur secukupnya, diaduk sampai merata;
    Cara Menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit, kemudian
    dibalut dengan kain pembalut.


Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Biji dari buah polong petai cina (Leucaena leucocephala) yang sudah tua setiap 100 gram mempunyai nilai kandungan kimia berupa : - Kalori 148 kalori, - Protein 10,6 gram, - Lemak 0,5 gram, - Hidrat arang 26,2 gram, - Kalsium 155 miligram, - fosfor 59 gram, - Zat besi 2,2 gram, - Vitamin A 416 SI, - Vitamin B1 0,23 miligram - Vitamin C 20 miligram.

sumber : IPTEK




Read more »

Thursday, December 15, 2011

Revenue from your site

affiliate program

EARN INCOME FROM YOUR WEBSITE

Turn your valuable website traffic into money. Work online and join our free money making affiliate program. We offer the most commission rate to help increase your revenue stream.

Join our revenue making program absolutely no charge and 100% risk free.

Sign Up...

FREE INVESTMENT PROGRAM

We designed this money making system specifically for NO SETUP FEE methods, to make hundreds, if not millions of dollars, without spending dollars.

A constant profit generator

Imagine getting of a something that never failed to provide you with income-flow. A money making program so amazingly profitable that you never had to work for a boss ever again!

Get revenue after you not working

Set up many new cash incomes each and every day. Get revenue after you stop working or even retire at an young age with a powerful cash stream. Make this once and get profit over and over again. This is best time to create astonishing new levels of money and prosper on the Internet.

vTrafficRush.com - Viral Website Traffic Generator! vTrafficRush.com is a viral website traffic generator system.

Read more »

Putri Malu

















Putri Malu (Mimosa pudica Linn.) 
Sinonim : Mimosa asperata, Blanco.
Familia : Mimosaccae


Uraian :
Tumbuh di pinggir jalan, tanah lapang, cepat berkembang biak, tumbuh tidur di tanah, kadang-kadang tegak. Batang bulat, berbulu dan berduri. Daun kecil-kecil tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna hijau (ada yang warna kemerah-merahan). Bila daun disentuh akan menutup (sensitif plant). Bunga bulat seperti bola, warna merah muda, bertangkai.

Nama Lokal :
Putri malu, si kejut, rebah bangun, akan kaget; Han xiu cao (China).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Susah tidur (Insomnia), Bronkhitis, Panas tinggi, Herpes, Reumatik, Cacingan.

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Daun, akar, seluruh tanaman, segar atau yang dikeringkan.

KEGUNAAN :
1. Susah tidur (insomnia).
2. Radang saluran nafas (bronchitis).
3. Panas tinggi pada anak-anak.
4. Herpes (radang kulit karena virus).
5. Cacingan (ascariasis).
6. Rheumatik.

PEMAKAIAN : 15 - 60 gram, direbus.

PEMAKAIAN LUAR : 
Luka, radang kulit bemanah (piodermi), herpes; Tanaman segar dilumatkan, ditempelkan di tempat yang sakit.

CARA PEMAKAIAN :
1. Insomnia:
    a. Daun mimosa pudica 30 - 60 gr., direbus. Minum.
    b. - Mimosa pudica (si kejut) 15 gr.
        - Vemonia cinerea (sawi langit) 15 gr.
        - Oxalis repens (calincing) 30 gr., semuanya direbus.

2. Chronic bronchitis:
    a. Akar minosa pudica 60 gr. dan air 600 cc., direbus dengan api 
       kecil menjadi 200 cc, dibagi  2 kali minum. 10 hari adalah 1 kuur.
    b. - Mimosa pudica 30 gr.
        - Akar peristrophe roxburghiana 10 gr., keduanya direbus, dibagi 
         menjadi 2 dosis/hari.

3. Batuk dengan dahak banyak: Akar putri malu 10 - 15 gr.,  direbus. 
4. Ascariasis: Mimosa pudica 15 - 30 gr., direbus.

5. Rheumatik : 
    15 gr akar Mimosa pudica direndam dalam arak  putih 500 cc selama 
    2 minggu. 

KONTRAINDIKASI (DILARANG DIPAKAI): Wanita hamil.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, astringen, agak dingin. Penenang (tranquiliser), sedative, peluruh dahak (expectorant), anti batuk (antitusive), penurun panas (antipiretic), anti radang (anti-inflammatory), peluruh air seni (diuretic). KANDUNGAN KIMIA: Mimosine. 



Read more »

Nanas















Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.
Sinonim : A. Sativus Schult., Ananassa sativa Lindl, Bromelia comosa L. 
Familia : Bromeliaceae.


Uraian :
Nanas berasal dari Brasil. Di Indonesia, nanas ditanam di kebun-kebun, pekarangan, dan tempat-tempat lain yang cukup mendapat sinar matahari pada ketinggian 1-1300 m dpl. Nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun. Herba tahunan atau dua tahunan, tinggi 50-150 cm, terdapat tunas merayap pada bagian pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Helaian daun bentuk pedang, tebal, liat, panjang 80-120 cm, lebar 2-6 cm, ujung lancip menyerupai duri, tepi berduri tempel yang membengkok ke atas, sisi bawah bersisik putih, berwarna hijau atau hijau kemerahan. Bunga majemuk tersusun dalam bulir yang sangat rapat, letaknya terminal dan bertangkai panjang. Buahnya buah buni majemuk, bulat panjang, berdaging, berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning. Buah nanas rasanya enak, asam sampai manis. Bijinya kecil, seringkali tidak jadi. Buahnya selain di makan secara langsung, bisa juga diawetkan dengan cara direbus dan diberi gula, dibuat selai, atau dibuat sirop. Buah nanas juga dapat digunakan untuk memberi citarasa asam manis, sekaligus sebagai pengempuk daging. Daunnya yang berserat dapat dibuat benang ataupun tall. Tanaman buah nanas dapat diperbanyak dengan mahkota, tunas batang, atau tunas ketiak daunnya. 

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: ekahauku (Enggano), anes (Aceh), nas (Gayo), henas, kenas, honas, hanas (Batak), gona (Nias), asit, nasit (Mentawai), enas, kanas, nanas (Melayu), aneh, naneh (Minangkabau), kanas, kanyas, nas, nyanyas (Lampung). Jawa: danas, ganas (Sunda), nanas (Jawa); lanas, nanas (Madura): Kalimantan: kanas, samblaka, malaka, uro usan, kayu usan, kayu ujan, belasan. Nusa Tenggara: manas (Bali), nanas (Sasak), aruma, fanda, pandal (Bima), panda (Sumba), nana (Sawu), peda, anana, pedang (Flores), parangena, nanasi (Taluud).Sulawesi: tuis mangandow, na'asi, nanasi, tuis, tuis ne walanda, busa, pinang (Ut.Alf.), nanati (Gorontalo), lalato (Buol), nanasi (Toraja), pandang (Makasar, Bugis), edan, ekam, hedan (Timor). esne (Kisar), ngewu (Tanimbar). Maluku: ai nasi, than baba-ba, kai nasi (Seram Timur), bangkalo, kampora, kanasoi (Seram Barat), anasu, banggala, bangkala, kai nasu, kambala, kampala (Seram selatan), arnasinu, kanasi, kurnasin, mangala, nanasi (Amb.Alf.), nanasu, anasul (Ulias). Irian Jaya: Manilmap, miniap. NAMA ASING: Pineapple (I), ananas (I;B;P;J), Pinya (Tag.). NAMA SIMPLISIA: Ananas Fructus (buah nanas).




Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat dan Khasiat Buah masak sifatnya dingin, berkhasiat mengurangi keluarnya asam lambung yang berlebihan, membantu mencernakan makanan di lambung, antiradang, peluruh kencing (diuretik), membersihkan jaringan kulit yang mati (skin debridement), mengganggu pertumbuhan set kanker, menghambat penggumpalan trombosit (agregasi platelet), dan mempunyai aktifitas fibrinolitik. Buah muda rasanya asam, berkhasiat memacu enzim pencernaan, antelmintik, diuretik, peluruh haid (emenagog), abortivum, peluruh dahak (mukolitik), dan pencahar. Daun berkhasiat antipiretik, antelmintik, pencahar, antiradang, dan menormalkan siklus haid. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian Penelitian terhadap pengaruh penambahan sari buah nanas terhadap mutu susu sapi telah dilakukan. Ternyata, pada penambahan 3,4 ml sari buah nanas diperoleh populasi bakteri terendah, yaitu 37,60x 10' sel/ml dan kadar lemak tertinggi 7,594%. Pada penambahan 3,2 ml sari buah nanas diperoleh kadar protein tertinggi 19,138°Io (M. Nuh Nasution, Jurusan Biologi FMIPA UNAND, 1993). Ternyata, enzim yang terkandung dalam buah nanas berkhasiat debridement yang cepat (percobaan dilakukan pada tikus yang mengalami luka bakar). Pemberian ekstrak nanas muda sebanyak 0,2 ml pada mencit hamil dapat mematikan embrio mencit jika diberikan pada umur kehamilan 2 dan 4 hari. Jika diberikan pada umur kehamilan 6 hari, kehamilan tetap berlangsung dan dapat melahirkan normal (Mulyoto, FB UNSOED, 1986).

Pemanfaatan :

Bagian yang Digunakan:
Bagian yang digunakan adalah buah dan daun.

Indikasi :
Buah nanas digunakan untuk pengobatan :
- rasa penuh di lambung,
- sembelit,
- radang tenggorok,
- menurunkan berat badan,
- beri-beri,
- keseleo, bengkak terpukul,
- darah mudah menggumpal (blood coagulation),
- aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah),
- menghambat pertumbuhan tumor,
- meningkatkan penyerapan (absorbsi) obat,
- terlambat haid, dan
- cacingan.

Cara Pemakaian :
Untuk obat yang diminum, jus 1/2-2 buah nanas ukuran sedang atau dapat juga diparut, lalu minum.
Untuk pemakaian obat luar, kupas buah nanas, lalu parut. Turapkan hasil parutannya pada bagian tubuh yang sakit, seperti membersihkan jaringan mati (debridement) pada luka bakar, ketombe, bisul, koreng, dan radang kulit (dermatitis). Cara lain, tumbuk daun nanas sampai halus, lalu balurkan pada luka bakar, bisul, dan gatal-gatal.

Contoh Pemakaian :
- Cacingan
Kupas 1 buah nanas muda, lalu cuci sampai bersih. Selanjutnya, bilas dengan air masak, lalu parut. Peras clan saring hasil parutannya, lalu minumkan pada anak yang cacingan sedikit demi sedikit.

- Keseleo, memar akibat terpukul
Kupas 1 buah nanas yang sudah masak, potong-potong, lalu dijus. Minum air yang terkumpul sekaligus.

- Radang tenggorokan
Kupas 2 buah nanas yang telah masak, lalu cuci sampai bersih. Potong-potong, lalu dijus atau diparut. Selanjutnya, peras menggunakan sepotong kain bersih. Minum air perasan yang terkumpul, sehari 3 kali, setiap kali cukup 1/3 bagian.

- Peradangan di kulit (dermatitis), ketombe
Sediakan 1/2 buah nanas yang telah masak. Kupas kulitnya, lalu parut. Hasil parutannya dipakai untuk menggosok kulit yang bersisik dan mengelupas, baik di kulit kepala atau bagian lain dari tubuh. Lakukan sekali sehari, malam sebelum tidur. Keesokan paginya baru dicuci bersih. Lakukan setiap hari.

- Ketombe
Sediakan 1/4 buah nanas masak. Kupas kulitnya, lalu parut, peras, dan saring. Tambahkan air perasan 1 buah jeruk nipis dan aduk sampai rata. Gunakan ramuan ini untuk menggosok kulit kepala yang berketombe. Lakukan malam sebelum tidur. Keesokan paginya rambut dikeramas. Lakukan 2-3 kali dalam seminggu.

- Menurunkan berat badan
Kupas 1 buah nanas yang tidak terlalu matang, lalu cuci sampai bersih. Potong-potong, lalu dijus atau diparut. Selanjutnya, peras menggunakan sepotong kain bersih dan air perasannya langsung diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari.

- Sembelit
Kupas 3 buah nanas yang belum masak, lalu cuci sampai bersih. Selanjutnya, jus atau parut, lalu peras. Minum air perasannya setelah makan, sehari 2 kali, masing-masing cukup 1/2 gelas.

- Beri-beri
Kupas 2 buah nanas yang sudah masak, lalu cuci sampai bersih. Selanjutnya, jus atau parut, lalu peras. Minum air perasannya sekaligus. Sebaiknya diminum pagi atau siang hari sesudah makan.

- Luka bakar, gatal dan bisul
Cuci daun nanas sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Balurkan pada bagian yang sakit.

- Rasa penuh di lambung karena pencernaan terganggu
Minum jus nanas 3 kali sehari masing-masing 3/4 gelas (150 cc). Lakukan 1/2 jam sebelum makan.

Catatan :
- Ibu hamil dilarang minum perasan buah nanas muda.
- Buah nanas di dalam saluran cerna difermentasi menjadi alkohol yang dapat menimbulkan kambuhnya rematik Gout.
- Penderita kencing manis (diabetes mellitus) dianjurkan untuk membatasi dalam mengonsumsi buah nanas karena kandungan gula buah yang masak cukup tinggi.


Komposisi :
Buah mengandung vitamin (A dan C), kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa (gula tebu), dan enzim bromelain. Bromelain berkhasiat antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan set kanker, menghambat agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas fibrinolitik. Kandungan seratnya dapat mempermudah buang air besar pada penderita sembelit (konstipasi). Daun mengandung calsium oksalat dan pectic substances.
sumber : www.iptek.net.id


Read more »

Sunday, December 4, 2011

Brotowali





Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t)
Sinonim :
Tinospora rumphii, Boerl. T. tuberculata Beumee. Cocculus Crispus, DC. Menispermum verrucosum. M.crispum, Linn. M.tuberculatum, Lamk.

Familia : Menispermaceae


Uraian :
Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Diperbanyak dengan stek.

Nama Lokal :
Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Nafsu makan, Kencing manis

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : Batang.

KEGUNAAN :
1. Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul (sciatica), memar.
2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning.
3. Kencing manis.

PEMAKAIAN : 10 - 15 gr ,  rebus , minum.

PEMAKAIAN LUAR   : Air rebusan batang brotowali dipakai untuk cuci koreng, kudis, luka-luka.

CARA PEMAKAIAN  :
1. Rheumatik : 
    1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus
 dengan 3 gelas air sampai 

    menjadi 1 1/2 gelas.  Setelah dingin 
disaring, ditambah madu secukupnya, minum.  Sehari 3 x 1/2 

    gelas.


2. Demam kuning (icteric)  : 
    1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3 
gelas air sampai menjadi 1 1/2 

    gelas. Diminum dengan madu 
secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas.  


3. Demam : 
    2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1 
gelas.  Setelah dingin, 

    diminum 
dengan madu secukupnya. Sehari 2x
1/2 gelas.




4. Kencing manis : 
    1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4 jari ± 6 cm batang brotowali 
    dicuci dan dipotong-potong, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah 
    makan, sehari 2 X 1 gelas.

5. Kudis (scabies) : 
    3  jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan ditumbuk halus, diremas dengan 
    minyak kelapa seperlunya. Dipakai untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x.

6. Luka  : 
    Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x perhari.  Untuk mencuci luka, 
    dipakai air rebusan batang brotowali.



Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pahit, sejuk. Menghilangkan sakit (Analgetik), penurun panas (antipiretik), melancarkan meridian. KANDUNGAN KIMIA : Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.
sumber : http://www.iptek.net.id





Read more »

Webcam Software

Elite Webcam Control Centre

The Amsterdam Court of Appeals has exclusive jurisdiction in first and final instance.48 Although cassation is possible, it is hardly feasible since all parties must agree to it, while they all requested the legally binding order in the first place. When the Dutch legislator introduced the WCAM for remedying the consequences of the internal (DES) case, no due regard had been paid to transnational cases. The Shell securities case and the later Vedior case illustrate the extraterritorial effects of certain acts.
The Shell case is the first international or transnational mass damage case that has been settled under the WCAM regime. Excluding the US shareholders, the settlement was concluded for the benefit of the worldwide group of Shell’s shareholders, who purchased their shares from 8 April 1999 through 18 March 2004 on many stock exchanges other than the NY SE. One of the issues in a transnational case to be resolved was whether the Court of Appeals had international jurisdiction to declare the settlement binding. As the Shell securities case delivers the authority to rely on whether the WCAM settlement could include non-Dutch residents as well, this case is examined here.
Read more »

Belimbing Manis




Belimbing Manis (Averhoa carambola)

Familia : Oxalidaceae



Uraian :
Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m dpi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab. Belimbing wuiuh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat teiur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda. Perbungaan berupa malai, berkelornpok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bungs kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain, mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok.

Nama Lokal :
Belimbing manis (Indonesia), Belimbing manih (Minangkabau), Belimbing legi (Jawa), Belimbing amis (Sunda), Bhalimbing manes (Madura), Balirang (Bugis).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Kolesterol, Hipertensi

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, buah.

KEGUNAAN :
Bunga :
- Batuk.
- Sariawan (stomatitis)

Daun :
- Perut sakit. Gondongan (Parotitis).
- Rematik.

Buah :
- Batuk rejan.
- Gusi berdarah, sariawan.
- Sakit gigi berlubang.
- Jerawat. Panu.
- Tekanan darah tinggi.
- Kelumpuhan.
- Memperbaiki fungsi pencernaan.
- Radang rektum.

PEMAKAIAN :
Untuk minum: Lihat resep.
Pamakaian luar: Daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal (pemakaian setempat) pada gondongan,rheumatism,jerawat, panu.

CARA PEMAKAIAN :
1. Pagel linu:
      1 genggam daun belimbing wuiuh yang masih muda, 10 biji cengkeh, 15 biji lada, digiling halus lalu
       tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yang sakit.

2. Gondongan:
      10 ranting muda belimbing wuiuh berikut daunnya dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu
      ditumbuk halus. Balurkan ketempat yang sakit.

3. Batuk pada anak.
  • Segenggam bunga belimbing wuiuh,
  • beberapa butir adas, 
  • gula secukupnya dan air 1 cangkir, 
  • ditim selama beberapa jam. 
  • Setelah dingin disaring dengan sepotong kain, 
  • dibagi untuk 2 kali minum, 
  • pagi dan malam sewaktu perut kosong.


4. Batuk:
  •  25 kuntum bunga belimbing wuluh, 
  • 1 jari rimpang temu-giring, 
  • 1 jari kulit kayu manis, 
  • 1 jari rimpang kencur, 
  • 2 butir bawang merah, 1
  • /4 genggam pegagan, 
  • 1/4 genggam daun saga, 
  • 1/4 genggam daun inggu, 
  • 1/4 genggam daun sendok, 
  • dicuci dan dipotong-potong seperlunya, 
  • direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. 
  • Setelah dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya. Sehari 3 kali 3/4 gelas.


5. Batuk rejan:
  • 10 buah belimbing. wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus,diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum,lakukan 2 kali sehari.
  • Buah belimbing wuiuh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah.


6. Rematik :
  • 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi ketempat yang sakit.
  • 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali  sehari.


7. Sariawan :
  • Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring, dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.
  • 2/3 genggam bunga belimbing wuiuh, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas.
  • 3 buah belimbing wuitjh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari.


8. Jerawat :
  • Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari,
  • 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang, digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis.Ramuan ini dipakai untuk  menggosok dan melumas muka yang berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.


9. Panu :
  • 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai untuk menggosokkulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari.


10. Darah tinggi.
     a. 3 buah



Read more »

Mahoni




Mahoni
(Swietenia mahagoni Jacq.)
Sinonim :
= S. macrophylla, King. = S. mahagoni, (Bl.), Jacq.
Familia : Meliaceae


Uraian :
Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-ternpat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Pohon, tahunan, tinggi 5-25 m, berakar tunggang, batangnya bulat, banyak bercabang dan kayunya bergetah. Daunnya daun majemuk menyirip genap, helaian daun bentuknya bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, panjang 3-15 cm. Daun muda berwarna merah, setelah tua warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. ibu tangkai bunga silindris, warnanya coklat muda. Kelopak bunga yang lalu satu sama lain,. Bentuknya seperti sendok, warnanya hijau. Mahkota silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecoklatan. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya coklat. Biji pipih, warnanya hitam atau coklat. Mahoni merupakan pohon penghasil kayu keras dan digunakan untuk kebutuhan mebel rumah tangga serta barang ukiran, Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Mahagoni, maoni, moni.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tekanan darah tinggi (Hipertensi), Kurang napsu makan, Demam, Kencing manis (Diabetes mellitus), Masuk angin, Ekzema, Rematik.

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI :
Biji, dikeringkan lalu digiling halus menjadi serbuk.

KEGUNAAN :
- Tekanan darah tinggi (Hipertensi).
- Kencing manis (Diabetes mellitus).
- Kurang napsu makan,
- Rematik.
- Demam.
- Masuk angin.
- Ekzema.

PEMAKAIAN :
Untuk minum: 1/2 sendok teh biji yang telah digiling halus menjadi serbuk.

CARA PEMAKAIAN :
1.       Hipertensi :
·                     8 gram biji segar diseduh dengan 2 gelas air panas. Setelah dingin disaring lalu dibagi menjadi 2 bagian.
             Minum pagi dan sore hari.
·                     1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/2 cangkir air panas, tambahkan 1 sendok makan
             madu.
             Minum selagi hangat, lakukan 2-3 kali sehari.
2.        Kencing manis:
·                      1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/3 cangkir air panas. Diminum selagi hangat, 
             30 menit sebelum makan. Lakukan  2-3 kali sehari
3.        Kurang napsu makan:
·                     1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/3 cangkir air panas, tambahkan 1 sendok makan
             madu. Minum selagi hangat, lakukan 2-3 kali sehari.
4.       Demam, masuk angin:
·                    1/2 sendok teh serbuk biji mahoni.diseduh dengan 1/4 cangkir air panas, lalu tambahkan 1 sendok makan
             madu. Diminum selagi hangat, lakukan 2-3 kali sehari.

      Komposisi :
      KANDUNGAN KIMIA: Saponin dan flavonoida
      
      sumber : http://www.iptek.net.id
su




Read more »

Pare





Pare

(Momordica charantia L.)
Sinonim :
 = M.balsamina, Blanco. = M.balsamina, Descourt. = M.cylindrica, Blanco. = M.jagorana C.Koch.=    M.operculata, Vell. = Cucumis africanus, Lindl.

Familia : Cucurbitaceae


Uraian :
Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar sampai berlekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras. Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang dan rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit. Untuk memperoleh buah yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih muda dimakan sebagai lalab mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, gado-gado, dan sebagainya. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Paria, pare, pare pahit, pepareh (Jawa). Prieu, peria, foria, Pepare, kambeh, paria (Sumatera). Paya, paria, truwuk, Paita, paliak, pariak, pania, pepule (Nusa tenggara). Poya, Pudu, pentu, paria belenggede, palia (Sulawesi). Papariane,; Pariane, papari, kakariano, taparipong, papariano, popare, pepare.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk, radang tenggorokan, Sakit Mata merah, Demam, malaria.; Menambah napsu makan, kencing manis, Rhematik, Sariawan; Bisul, Abses, Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan

Pemanfaatan :


BAGIAN YANG DIPAKAI :
Buah, biji, bunga, daun dan akar.
KEGUNAAN :
Buah :
- Batuk, radang tenggorok (pharyngitis).
- Haus karena panas dalam.
- Mata sakit dan merah.
- Demam, malaria.
- Pingsan karena udara panas (heatstroke).
- Menambah napsu makan.
- kencing manis.
- Disentri.
- Rheumatism, rematik gout.
- Memperbanyak air susu (ASI).
- Datang haid sakit (dismenorrhoea).
- Sariawan.
- lnfeksi cacing gelang.
Bunga :
- Pencernaan terganggu
Daun :
- Cacingan.
- Luka, abses, bisul.
- Erysipelas.
- Terlambat haid.
- Sembelit, menambah napsu makan.
- Sakit lever.
- Demam.
- Melancarkan pengeluaran ASI.
- Sifilis, kencing nanah (Gonorrhea).
- Menyuburkan rambut pada anak balita.
Akar :
- Disentri amuba.
- Wasir.
Biji :
- Cacingan.
- Impotensi,
- Kanker.
PEMAKAIAN :
Untuk minum: 15-30 g di juice atau di rebus.
Pemakaian luar. Buah atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat pada luka bakar, bisul, abses, eksim, digigit serangga, biang keringat (miliaria), melancarkan pengeluaran ASI, dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:
1. Haus karena panas dalam, demam, heat stroke:
  •        Satu buah pare mentah yang masih segar dicuci bersih, lalu dibelah.
  •       Buang isinya, potong-potong secukupnya, lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum.

2. Diabetes:
  •        200 g buah pare segar dicuci bersih lalu diblender. Tambahkan air minum secukupnya, lalu diperas dengan sepotong kain sampai terkumpul sebanyak 50 ml (seperempat gelas). Perasan dihangatkan dengan api kecil selama 15-30 menit. Setelah dingin diminum, lakukan setiap hari.
  •         200 g buah pare dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum, Lakukan setiap hari.

3. Disentri.
Buah pare segar dicuci lalu dibelah, isinya dibuang. Parut atau dijuice, airnya diminum. Segera minum air matang. Satu kali minum 200 cc. 


4. Disentri amuba, diare :
Ambil akar pare yang masih segar sebanyak 30 g. Dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai  tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan gula pasir  secukupnya lalu diminum.

5. Cacingan pada anak :
a.       Daun segar sebanyak 7 g, diseduh dengan 1/2 cangkir air panas.Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus sebelum makan pagi.

b.      Ambil dua sampai tiga biji pare. Giling sampai halus, aduk dengan sedikit  air masak. Minum, disusul dengan minum air hangat.  Ramuan ini untuk pengobatan infeksi cacing gelang.

6. Menyuburkan rambut yang tipis dan kemerahan :
a.       Ambil segenggam daun pare, cuci bersih. Daun kemudian ditumbuk sampai seperti bubur, tambahkan air 3/4 gelas. Ramuan  ini kemudian diembunkan semalaman. Pagi-pagi ramuan ini disaring, airnya dipakai untuk membasuh kulit kepala.
b.      Ambil daun pare yang masih segar secukupnya, lalu dicuci bersih. Daun pare tadi ditumbuk sampai halus, lalu diperas dengan sepotong kain. Airnya dipakai untuk melumas kulit kepala. Lakukan setiap hari. Ramuan ini terutama digunakan untuk bayi  dan anak balita.

7. Bisul, abses :
Ambil segenggam daun pare, cuci bersih lalu direbus dengan 3 gelasair bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum.

8. Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan:
Segenggam penuh daun pare dicuci bersih, lalu ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air matang, diaduk merata lalu disaring. Air saringannya ditambahkan sedikit garam, lalu diminum pada pagi hari sebelum makan.

9. Kencing nanah :
6 lembar daun pare, 2 jari akar jayanti, 2 jari kulit kemboja, 1 jari  rimpang temulawak, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pahit, dingin, Anti radang. Masuk meridian jantung, hati dan paru. Buah: Peluruh dahak, pembersih darah, menambah napsu makan, penurun panas, penyegar badan. Bunga: Memacu enzim pencernaan. Daun: Peluruh haid, pencahar, perangsang muntah, penurun panas. KANDUNGAN KIMIA: Daun: Momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A dan C serta minyak lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L.oleostearat. Buah: Karantin, hydroxytryptamine, vitamin A,B dan C. Biji: Momordisin.



Read more »

Saturday, December 3, 2011

Mengkudu




Mengkudu

(Morinda citrifolia, Linn.)
Sinonim : Bancudus latifolia, Rumph.
Familia : Rubiaceae


Uraian :
Mengkudu (Morinda citrifolia) termasuk jenis kopi-kopian. Mengkudu dapat tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian tanah 1500 meter diatas permukaan laut. Mengkudu merupakan tumbuhan asli dari Indonesi.Tumbuhan ini memiliki batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3-8 m.Daunnya bersusun berhadapan, panjang daun 20-40 cm dan lebar 7-15 cm.Bunganya berbentuk bungan bongkol yang kecil-kecil dan berwarna putih.Buahnya berwarna hijau mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol. Bijinya banyak dan kecil-kecil ada dalam daging buah. Pada umumnya tumbuhan mengkudu berkembang biak secara liar di hutan-hutan atau dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah.

Nama Lokal :
Mengkudu (Indonesia), Pace, Kemudu, Kudu (Jawa); Cengkudu (Sunda), Kodhuk (Madura), Wengkudu (Bali)

Penyakit Yang Dapat Diobati:
Hipertensi, Sakit kuning, Demam, Influenza, Batuk, Sakit perut; Menghilangkan sisik pada kaki
Pemanfaatan :

1. Hipertensi
    Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 sendok makan madu.
    Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.
    Cara menggunakan: diminum dan diulangi 2 hari sekali.
2.  Sakit Kuning
    Bahan : 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 potong  gula batu.
    Cara Membuat : buah mengkudu diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.
    Cara menggunakan : diminum dan diulangi 2 hari sekali.
3. Demam (masuk angin dan infuenza)
    Bahan : 1 buah Mengkudu dan 1 rimpang kencur;
   Cara Membuat : kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
    Cara menggunakan : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.
4. Batuk
    Bahan : 1 buah Mengkudu dan ½ genggam daun poo (bujanggut);
   Cara Membuat : kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
    Cara menggunakan : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.
5. Sakit Perut
    Bahan: 2-3 daun Mengkudu
    Cara Membuat: ditumbuk halus, ditambah garam dan diseduh air panas.
    Cara menggunakan : setelah dingin disaring dan diminum.
6. Menghilangkan sisik pada kaki
    Bahan : buah Mengkudu yang sudah masak di pohon.
    Cara menggunakan: bagian kaki yang bersiisik digosok dengan buah mengkudu tersebut sampai merata, dan dibiarkan selama 5-10 menit, kemudian dibersihkan dengan kain bersih yang dibasahi dengan air hangat.

Komposisi :
   Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak mempunyai aroma yang tidak sedap, namun mengandung sejumlah zat yang berkhasiat untuk pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara lain morinda diol, morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan sorandiyiol.





Read more »

Kecubung




Kecubung

(Datura metel, Linn.)
Sinonim : Datura fastuosa, Linn. D. alba, Ness. D. fasttuosa, Linn. var alba C.B. Clarke.
Familia : Solanaceae


Uraian :
Kecubung (Daura Metel) termasuk tumbuhan jenis perdu yang mempunyai pokok batang kayu dan tebal. Cabangnya banyak dan mengembang ke kanan dan ke kiri sehingga membentuk ruang yang lebar. Namun demikian, tinggi dari tumbuhan kecubung ini kurang dari 2 meter. Daunnya berbentuk bulat telur dan pada bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Bunga kecubung menyerupai terompet dan berwarna putih atau lembayung. Buahnya hampir bulat yang salah satu ujungnya didukung oleh tangkai tandan yang pendek dan melekat kuat. Buah kecubung, bagian luarnya, dihiasi duri-duri dan dalamnya berisi biji-biji kecil berwarna kuning kecoklatan. Selain Kecubung Kasihan (Datura Metel) ada juga jenis lain, yaitu Kecubung Kecil (Datura Stramonium) dan kecubung Hutan (Brugmansia Suaveolens, Humb, Bonpl, ex Wild, Bercht dan Presl). Kecubung cocok hidup di daerah dataran rendah sampai ketinggian tanah 800 meter di atas permukaan laut. Selain tumbuh liar di ladang-ladang, kecubung juga sering ditanam di kebun atau pelataran halaman rumah di pedesaan. Perbanyakan tanaman ini melalui biji dan stek.

Nama Lokal :
Kecubung (Jawa, Sunda), Kacobhung (Madura), ; Bembe (Madura), Bulutube (Gorontalo), Taruapalo (Seram); Tampong-tampong (Bugis), Kucubu (Halmahera, Ternate); Padura (Tidore), Karontungan, Tahuntungan (Minahasa)

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Asma, Reumatik, Sakit pinggang, Pegel linu, Bisul, Eksim

Pemanfaatan :
1. Asma (Mengi atau Bengek)
    a. Bahan :  10 lembar daun kecubung
       Cara membuat:  Daun kecubung diiris-iris (dirajang) dan dijemur  sampai kering;
       Cara menggunakan:  Dipakai untuk merokok dengan bungkus kelobot jagung.     
    b. Bahan : daun dan bunga kecubung secukupnya
       Cara membuat: daun dan bunga kecubung diiris-iris (dirajang) dandijemur sampai kering;     
       Cara menggunakan : Dipakai untuk merokok sebagai gantinya tembakau.
2. Reumatik
    Bahan : daun kecubung dan minyak kelapa
    Cara membuat : daun kecubung diremas-remas sampai layu, kemudian diolesi dengan minyak kelapa dan dipanggang di atas api;
    Cara menggunakan : Dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan pada bagian yang sakit.
3. Sakit pinggang/Boyok, Reumatik, Pegel-Linu, Memar dan Bisul
    Bahan : 4 lembar daun kecubung dan kapur sirih secukupnya;
    Cara membuat: Kedua Bahan tersebut ditumbuk (dipipis) sampai halus dan dibuat adonan sampai merata;
    Cara menggunakan: dipakai untuk bedak atau param gosok pada  bagian yang sakit.
4. Eksim
    Bahan : 3 lembar daun kecubung dan minyak kelapa;
    Cara membuat : daun kecubung ditumbuk halus, ditambah dengan minyak kelapa, kemudian dipanggang di atas api;
  Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk menggosok bagian badan yang kena eksim.




Read more »

 
Powered by Blogger