Tuesday, January 10, 2012



Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.)
Sinonim : Agati grandiflora, Desv.
Familia : Papilionaceae


Uraian :
Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan sebagai pohon pelindung, atau ditanam sebagai tanaman pembatas pekarangan. Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200 m dpl. Pohon 'kurus' berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerapkali menggantung. Kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan gabus mudah terkelupas. Di bagian dalam berair dan sedikit berlendir. Percabangan baru keluar setelah tinggi tanaman sekitar 5 m. Berdaun majemuk yang letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm. Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap, dengan 20-40 pasang anak daun yang bertangkai pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi rata, panjang 3-4 cm, lebar 0,8-1,5 cm. Bunganya besar dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya menggantung dengan 2-4 bunga yang bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9 cm. Bila mekar, bunganya berbentuk kupu-kupu. Ada 2 varietas, yang berbunga putih dan berbunga merah. Buah bentuk polong yang menggantung, berbentuk pita dengan sekat antara, panjang 20-55 cm, lebar 7-8 mm. Biji 15-50, letak melintang di dalam polong. Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen, sehingga bisa menyuburkan tanah. Daun, bunga dan polong muda dapat dimakan sebagai sayur atau dipecel. Daun muda setelah dikukus kadang dimakan oleh ibu yang sedang menyusui anaknya untuk menambah produksi asi, walaupun baunya tidak enak dan berlendir. Bunganya gurih dan manis, biasanya bunga berwarna putih yang dikukus dan dimakan sebagai pecel. Daun dan ranting muda juga merupakan makanan ternak yang kaya protein. Turi juga dipakai sebagai pupuk hijau. Daunnya mengandung saponin sehingga dapat digunakan sebagai pengganti sabun setelah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian. Sari kulit batang pohon turi digunakan untuk menguatkan dan mewarnai jala ikan. Kulit batang turi merah kadang dijual dengan nama kayu timor. Turi berbunga merah lebih banyak dipakai dalam pengobatan, karena memang lebih berkhasiat. Mungkin kadar taninnya lebih tinggi, sehingga lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun disentri. Perbanyakan dengan biji atau stek batang. 

Nama Lokal : Turi, toroy, (Jawa). turi (Sumatera). tuli, turi, turing, ulingalo,; suri, gongo gua, kaju jawa (Sulawesi). tuwi, palawu, kalala, gala-gala, tanumu, ghunga, ngganggala (Nusa tenggara). 

Penyakit Yang Dapat Diobati : Sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, keseleo, terpukul, Keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang tenggorokan; Demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, rematik, luka,

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit batang, bunga, daun, akar.

KEGUNAAN:
Kulit batang (terutama bagian pangkalnya):
- Sariawan
- Disentri, diare
- Scabies
- Cacar air
- Demam dengan erupsi kulit

Daun:
- Keseleo
- Memar akibat terpukul (hematoma)
- Luka
- Keputihan (fluor albus)
- Batuk
- Hidung berlendir, sakit kepala
- Memperbanyak produksi ASI
- Beri-beri
- Demam nifas
- Radang tenggorokan

Bunga:
- Memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI
- Hidung berlendir

Akar:
- Pegal linu (rheumatism)
- Batuk berdahak

PEMAKAIAN :
Untuk minum: Kulit batang turi merah bagian pangkal sebesar ibu jari direbus.
Pemakaian luar : Kulit batang secukupnya ditumbuk halus, untuk pemakaian setempat seperti scabies. Daun segar setelah ditumbuk halus, diikatkan pada bagian tubuh yang memar atau keseleo.

CARA PEMAKAIAN :


1. Sariawan
    a. Kulit batang segar secukupnya diremas-remas dalam air, untuk
       kumur-kumur. Lakukan 3 kali sehari.
    b. Kulit batang sebesar ibu jari direbus, minum. Lakukan beberapa
       kali.

2. Sariawan, sakit tenggorokan :
    Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dalam air matang.
    Digunakan untuk kumur-kumur pada tenggorokan (gargle).

3. Radang tenggorokan :
    Segenggam daun turi merah direbus dengan air bersih secukupnya.
    Setelah dingin disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. Lakukan
    kumur-kumur sebanyak 4 kali sehari.

4. Disentri berak darah:
    Kulit batang sebesar ibu jari dari pohon turi yang bunganya merah
    direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, setelah
    dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari.

5. Kuku jari bengkak akibat tersandung atau terpukul:
    Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Taruh diatas
    kuku yang sakit  dan kulit sekitarnya, lalu dibalut. Ganti 2-3 kali
    sehari. Bekukan darah dibawah kuku akan hilang dan sakitnya akan
    berkurang.

6. Keputihan:
    Segenggam daun turi putih dan kunyit sebesar ibu jari dicuci bersih
    lalu digiling halus. Tambahkan 3/4 cangkir air minum, diaduk merata
    lalu diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.

7. Batuk:
    Daun turi merah dan daun inggu masing-masing 1 genggam dicuci
    lalu ditumbuk halus, tambahkan air perasan sebuah jeruk pecel.
    Aduk merata, lalu diperas dan disaring, minum.

8. Batuk berdahak:
    Akar turi sebesar jari telunjuk dicuci bersih lalu digiling halus,
    tambahkan 1/2 cangkir air masak dan 1 sendok madu. Aduk sampai
    merata, lalu diperas dan disaring dengan sepotong kain. Minum.

9. Penambah ASI:
    a. Daun turi yang masih muda dikukus, dimakan sebagai lalab
       matang.
    b. Bunga dari turi putih dimasak, makan.

10. Pegal linu:
     Akar dari pohon turi berbunga merah secukupnya digiling halus,
     tambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur.
     Gosokkan kebagian badan yang sakit.

11. Cacar air, demam dengan erupsi kulit:
     Kulit batang sebesar ibu jari direbus dengan air secukupnya.
     Setelah dingin disaring, minum.

12. Hidung berlendir, sakit kepala:
     Segenggam daun dan bunga digiling halus, tambahkan 1/2 cangkir
     air masak. Aduk merata, lalu diperas dan disaring. Minum.

13. Demam nifas:
     Daun turi 1/3 genggam dicuci bersih lalu digiling sampai halus.
     Tambahkan 3/4 cangkir air minum dan sedikit garam. Diperas dan
     disaring, lalu diminum.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Bunga: Pelembut kulit, pencahar, penyejuk. Kulit batang: Mengurangi rasa sakit (analgetik), penurun panas (anti piretik), pencahar, pengelat (astringen), perangsang muntah, tonik. Daun: Mencairkan gumpalan darah, menghilangkan sakit, pencahar ringan, peluruh kencing (diuretik). KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang: Tanin, egatin, zantoagetin, basorin, resin, calsium oksalat, sulfur, peroksidase, zat warna. Daun: Saponin, tanin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B. Bunga: Kalsium, zat besi, zat gula, vitamin A dan B.

sumber : IPTEK




Read more »

Lengkuas




Lengkuas (Alpinia galanga, Linn., Willd.)
Sinonim : Lenguas galanga, Linn., Stuntz.
Familia : Zingiberaceae



Uraian :
Lengkuas (Lenguas galanga atau Alpinia galanga) sering dipakai oleh kaum wanita dikenal sebagai penyedap masakan. Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-2,5 meter. Lengkuas dapat hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut. Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan vaaritas berimpang umbi merah. Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai penyedap masakan, sedang lengkuas berimpang umbi merah digunakan sebagai obat. Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah-pelepah daun. Daun-daunnya berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian daun. Bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Ketinggian tempat : 1 - 1200 m diatas permukaan laut 2. Curah hujan tahunan : 2500 - 4000 mm/tahun 3. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 7 - 9 bulan 4. Bulan kering (dibawah 60 mm/bulan) : 3 - 5 bulan 5. Suhu udara : 29' C - 25' C. 6. Kelembapan : sedang 7. Penyinaran : tinggi b. Tanah 1. Jenis : latosol merah coklat, andosol, aluvial. 2. Tekstur : lempung berliat, lempung berpasir, lempung merah, lateristik. 3. Drainase : baik 4. Kedalaman air tanah : 50 - 100 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman perakaran : 10 - 30 cm dari permukaan tanah 6. Kesuburan : sedang - tinggi

Nama Lokal : Greater galingale (Inggris), Lengkuas (Indonesia), Laos (Jawa), Laja (Sunda)

Penyakit Yang Dapat Diobati : Reumatik, Sakit Limpa, Gairah seks, Nafsu makan, Bronkhitis, Morbili, Panu.

Pemanfaatan :

1. Reumatik
    a. Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari dan 1 butir telur ayam 
       kampung
       Cara membuat: lengkuas diparut dan diperas untuk diambil airnya, 
       telur ayam kampung mentah dipecah untuk diambil kuningnya, 
       kemudian kedua bahan tersebut dioplos sampai merata.
       Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 

    b. Bahan: 3 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh bubuk
       merica, 1 potong gula merah, dan 2 gelas air santan kelapa
       Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama-sama 
       hingga airnya tinggal 1 gelas
       Cara menggunakan: diminum sedikit demi sedikit selama 1 minggu

2. Sakit Limpa
    Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi 
    temulawak sebesar ibu jari dan 1 genggam daun meniran
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air 
    sampai mendidih
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.

3. Membangkitkan Gairah Seks
    Bahan: 2 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi 
    halia sebesar ibu jari dan 2 buah jeruk nipis, 1 sendok  teh merica, 
    1 sendok teh garam dan 1 ragi tape. 
    Cara membuat: umbi lengkuas dan halia diparut dan diperas untuk 
    diambil airnya, kemudian dioplos dengan bahan-bahan yang lain 
    dengan 0,5 gelas air masak sampai merata.
    Cara menggunakan: diminum.

4. Membangkitkan Nafsu Makan
    a. Bahan: 1 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 buah  mengkudu 
       mentah, 0,5 rimpang kencur sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh 
       bubuk ketumbar, 1 siung bawang putih, 3 mata buah asam jawa 
       yang masak, 1 potong gula merah, jakeling, jalawe dan jarahab.   
       Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 
       sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
       Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 0,5 gelas, pagi dan sore.

    b. Bahan: 1 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 rimpang 
       temulawak sebesar ibu jari, 1 pohon tumbuhan meniran dan sedikit
       adas pulawaras.
       Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air 
       sampai mendidih
       Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari

5. Bronkhitis
    Bahan: rimpang umbi lengkuas, temulawak dan halia (masing-masing 
    2 rimoang) sebesar ibu jari, keningar, 1 genggam daun pecut kuda, 
    0,5 genggam daun iler, daun kayu manis secukupnya.
    Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian 
    direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

6. Morbili
    Bahan: 4 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 sendok teh 
    minyak kayu putih, dan 2 sendok teh minyak gondopura. 
    Cara membuat: umbi lengkuas diparut halus, kemudian dicampur 
    dengan bahan lainnya sampai halus.
    Cara menggunakan: dipakai untuk obat luar.

7. Panu
    a. Bahan: rimpang umbi lengkuas dan kapur sirih secukupnya
       Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
       Cara menggunakan: digosokkan pada bagian yang sakit, pagi dan
       sore.
 
    b. Bahan: rimpang lengkuas dan spirtus
       Cara membuat: rimpang lengkuas dipotong-potong.
       Cara menggunakan: bagian yang sakit digosok-gosok dengan 
       potongan-potongan lengkuas, kemudian diolesi dengan spirtus

Komposisi :
Senyawa kimia yang terdapat pada Lenguas galanga antara lain mengandung minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning.



Read more »

 
Powered by Blogger